Pertama: Usahalalah dengan Berdoa kepada Allah dengan menyebut Nama-namaNya dan Sifat-Nya.
Allah berfirman:
"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."(QS. Al-A'raaf : 180)
Caranya, seorang hamba ketika berdoa kepada Allah, terlebih dahulu menyebutkan nama-Nya yang sesuai dengan permintaannya; seperti menyebutkan nama Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmaan), ketika ia meminta belas kasihan; atau menyebut nama Yang Maha Pengampun (Ghafuur), ketika memohon hajat dan lain-lain hajat.
Kedua: Berdoa dan bertawasul kepada Allah dengan iman dan tauhid.
Allah berfirman:
"Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). " (QS. Ali Imraan : 53)
Maka contohnya, berdoalah dengan menyebut : "ya Allah kami benar-benar beriman denganMu dan apa yang dibawa oleh RasulMu dan kami tolak syrik dan semua ramalan syirik para bomoh, kerana itu yang Allah tolonglah kami.
Ketiga: Berdoa dan bertawassul kepada Allah dengan Menyebut amal soleh.
Iaitu dengan cara seorang hamba memohon kepada Allah SWT melalui amalan paling ikhlas yang pernah dia lakukan, yang bisa diharapkan, seperti shalat, puasa atau membaca Al-Qur'an, atau kesuciannya dalam menjaga diri dari maksiat dan sejenisnya. Di antaranya seperti yang disebutkan dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim tentang kisah tiga orang yang masuk gua, tiba-tiba pintu gua tertutup oleh batu besar. Lalu mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amalan-amalan mereka yang paling diharapkan pahalanya.
Termasuk di antaranya bila seorang hamba bertawassul kepada Allah SWT dengan kefakirannya, sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Ayyub 'Alaihissalam:
"Inni Massaniadh-Dhurru wa Anta Arhamurrahimin."
(Sesungguhnya aku telah mengalami kesengsaraan dan Engkau adalah Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih..)
(Sesungguhnya aku telah mengalami kesengsaraan dan Engkau adalah Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih..)
Atau dengan pengakuan seorang hamba terhadap kezhalimannya dan kebutuhan dirinya terhadap Allah sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Yunus:
"Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minazh zhalimin."
(Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar melainkan Engkau; Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim..)
(Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar melainkan Engkau; Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim..)
Maka doalah seperti : " Ya Allah kami sudah cukup menderita dengan ujian ini, ditambah dengan cercaan orang yang mencerca dan kami bersabar, maka ya Allah, bantulah kami ya Allah" . Inilah antara jenis doa yang kuat dan semakin maqbul berdasarkan ayat di atas.
Keempat : Memohon Doa Melalui Doa Orang Soleh Yang Masih Hidup.
Bertawassul melalui doa orang Islam yang masih hidup, menurut Al-‘Allamah Ibnu Taimiyah, telapun disepakati oleh ulama akan keharusannya, kerana ianya memang terdapat di dalam Al-Qur‘an dan hadis Nabi. Firman Allah Ta‘ala:
Ertinya: "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."(Surah Al-Hasr: 10)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertawassul dengan ‘Umar bin al-Khattab Radhiallahu ‘anh. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahawa ‘Umar bin al-Khattab berkata:
Ertinya: "Aku meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam untuk melakukan umrah. Nabi mengizinkan dan bersabda: Wahai Saudaraku, sertakan kami dalam doamu(ketika menunaikan umrah), janganlah engkau lupakan kami."(Riwayat At-Tirmizi)
No comments:
Post a Comment